Kejar SI Pentul (Kegiatan Jaring Tuberculosis Bersama Penyakit Tidak Menular)
Dalam upaya meningkatkan deteksi dini penyakit menular dan tidak menular di masyarakat, Puskesmas Batu Aji menghadirkan sebuah inovasi pelayanan kesehatan bernama KEJAR SI PENTUL, yang merupakan singkatan dari Kegiatan Jaring Tuberkulosis Bersama Penyakit Tidak Menular.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap masih tingginya angka kasus Tuberkulosis (TBC) yang belum terdeteksi, serta meningkatnya jumlah kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes melitus yang sering kali baru ditemukan ketika sudah menimbulkan komplikasi.
KEJAR SI PENTUL mengusung pendekatan jemput bola, di mana tim kesehatan Puskesmas turun langsung ke masyarakat untuk melakukan skrining terpadu antara TB dan PTM dalam satu rangkaian kegiatan. Masyarakat mendapatkan pelayanan berupa pemeriksaan gejala TB, pemeriksaan dahak , serta pengukuran tekanan darah dan gula darah. Selain itu, edukasi dan konseling juga diberikan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.
Melalui inovasi ini, Puskesmas Batu Aji tidak hanya menargetkan peningkatan cakupan skrining dan penemuan kasus baru TB dan PTM, tetapi juga membangun kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatannya.
CENTINI (Cegah stunting sejak dini)
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat mempengaruhi perkembangan anak, baik fisik maupun kognitif. Di Indonesia, termasuk di wilayah Puskesmas Batu Aji, prevalensi stunting masih menjadi perhatian serius, meskipun upaya penurunan angka stunting terus dilakukan. Untuk mengatasi hal ini, Puskesmas Batu Aji meluncurkan inovasi Centini (Cegah Stunting Sejak Dini), sebuah program yang dirancang untuk menanggulangi masalah stunting sejak tahap awal kehidupan anak-anak.
Singgahan ular hivpokris (skrining pencegahan penularan hiv pada kelompok beresiko)
Puskesmas Batu Aji terus berinovasi dalam memberikan layanan kesehatan yang holistik dan terjangkau untuk masyarakat. Salah satu langkah terobosan yang diluncurkan adalah program Singgahan Ular HIVpokris, sebuah inisiatif skrining pencegahan penularan HIV pada kelompok berisiko. Nama unik “Singgahan Ular” bukan hanya sebagai simbol daya tarik, tetapi juga mencerminkan kesigapan dan kecepatan program ini dalam mengatasi masalah kesehatan yang serius.
HIVpokris sendiri merupakan akronim dari Skrining Pencegahan HIV pada Kelompok Berisiko, yang berfokus pada deteksi dini dan upaya pencegahan penularan virus HIV pada individu dengan risiko tinggi, seperti pengguna narkoba suntik, pekerja seks, pasangan dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA), serta masyarakat yang terpapar risiko tinggi lainnya.
Upaya pencegahan ini bertujuan untuk meminimalisir laju penularan HIV di wilayah Batu Aji, di mana angka kasus HIV/AIDS masih menjadi isu yang perlu perhatian serius. Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan ini, Puskesmas Batu Aji mengimplementasikan berbagai inovasi dalam program Singgahan Ular HIVpokris, dengan pendekatan yang lebih inklusif, mudah diakses, dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.